Senin, 19 Desember 2011

Jalan Peminang Bidadari

Alam Bebas Membentuk Nilai-nilai di sanalah kehidupan para pejuang.
Mereka bilang jalan-jalan.

Lebih dari itu ku yakini ini adalah sebuah persiapan.
Persiapan untuk sebuah perjalanan.
Persiapan yang sampai pada titik mana aku berhenti tak pernah aku pikirkan.
Karena persiapan adalah sebuah proses, dan proses tak kan pernah aku biarkan ia terhenti di perjalanan.
Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allaah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allaah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Ankabut: 20)
Alam bebas, di sanalah kau menyadari siapa dirimu sebenarnya dan siapa sebenarnya kawanmu serta kau akan menyadari siapakah Allaah
Menyalurkan hobi dan senang-senang saja kau.
Ini bukanlah sekedar hobi atau senang-senang saja kawan,
Ini adalah sebuah persiapan…
Persiapan untuk meninggalkan dunia yang penuh dengan kesenangan-kesenangan yang semu.
Persiapan untuk menunjukkan keberartian tulang-tulang berserakan ini di hadapan Rabbnya.
Persiapan yang ku lakukan dengan kebahagiaan menjalankannya.
Kalau lah ini semua untuk jalan-jalan saja atau sekedar menyalurkan hobi bermain di alam, maka saksikanlah bahwa kau takkan melihat ku berlama-lama di sini.
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allaah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allaah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, “Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu”, tetapi katakanlah, “Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allaah pasti dikerjakan-Nya.” Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: “andaikata” dan “jikalau” membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan.” (HR. Muslim)
Dibutuhkan lebih banyak KEBERANIAN untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang sebenarnya lebih kejam daripada bahaya pendakian yang nyata, Tetapi dibutuhkan lebih banyak KETABAHAN untuk bekerja di kota daripada mendaki gunung Yang tinggi (Ipala).
Ya, saya yakini ini adalah persiapan, persiapan yang mungkin tak ada ujung hingga aku lah yang paling layak dan pantas berada di barisan terdepan menjemput bidadari menggapai surga, bersama Rasulullaah bertemu dengan Allaah.
Inilah jalan yang ku tempuh.
Jalannya para pejuang yang tidak semua orang senang mengikutinya.
Jalan yang berliku penuh rintangan dan ancaman.
Jalannya para pejuang yang rindu bertemu Rabbnya.
Jalan para peminang bidadari.
Kematian.. Kita yang merencanakan, Allaah yang menentukan. Oleh karenanya, rencanakanlah kematian yang indah, kematian orang-orang yang rindu bertemu Rabbnya, Sehingga Allaah tak sungkan menyambut kerinduan tersebut dan menetapkan kematian indah yang diinginkan setiap muslim
“Sesungguhnya, Allaah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allaah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allaah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur`an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari Allaah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 111)
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullaah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mati dan dirinya tidak pernah berjihad dan tidak pernah meletakkan dalam dirinya keinginan untuk berjihad maka dia mati dalam cabang kemunafikan.“ (Hadits Riwayat Imam Muslim)

Maha Suci Allaah Yang Maha Tinggi. Ya Allaah kubersimpuh di hadapan-Mu dan kupanjatkan Doa: “Ya Rabb Wafatkanlah aku di medan Jihad atau di medan Dakwah atau dengan selemah-lemahnya aku, wafatkanlah aku dalam husnul khatimah”, aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar